Wow !!! “Arogansi” Pemain Proyek irigasi 2 Milyar atas Petani Karang Baru

Newssantikorupsi.com- Kata “Arogansi” yang di sematkan atas “pemain” Proyek jaringan irigasi terhadap petani padi di desa karang Baru kecamatan Datuk Tanah Datar kabupaten Batu Bara sepertinya amat pantas dan tidak terlalu berlebihan apabila dilihat dari temuan dan hasil klarifikasi awak media di lapangan bersama petani setempat.

Proyek jaringan irigasi D.I Merbo (DAK)
kode RUP:33676797 sumber dana APBD, satuan kerja dinas pekerjaan umum dan tata ruang, nilai pagu paket Rp 2.217.915.000, Pemenang tender C.V global utama dengan beralamatkan Jl. Rawa cangkuk l gang amal saleh no 1 medan.

Bacaan Lainnya

“Arogansi” pertama, proyek jaringan irigasi dengan anggaran hampir dua miliyar, sama sekali petani tidak mendapatkan pemberitahuan sampai di mulai pekerjaan proyek yang di maksud, sehingga padi yang sudah berumur rata-rata lebih kurang satu bulan tanam, harus “rela” lahan diambil, dan lahan padi di rusak konon, untuk kelancaran proyek sang “pemborong”

Kedua, pembangunan proyek irigasi yang di bangun di atas air dan lumpur tanpa menggunakan cerocok, Sengkang pengikat tengah menjadi kekhawatiran bagi petani, atas dasar kekhawatiran robohnya bangunan bangunan irigasi tersebut, lagi-lagi, petani menimbun sendiri tepian leningan dan irigasi tersebut, dengan tanah dan dikerjakan dengan tenaga sendiri, berharap agar bangunan tersebut tidak mudah roboh.

Dari ketiga proyek jaringan irigasi dengan anggaran hampir dua miliyar, di duga tanpa perencanaan dan pengawasan yang jelas, saluran irigasi berhenti atau tertutup ketika bertemu dengan jalan desa, di sambung dengan di sisi jalan yang lain, berharap, agar Anggaran Dana Desa (ADD) untuk membuat saluran plat duiker, guna untuk kelancaran irigasi yang ada.

“Arogansi” selanjutnya , sang pengawas sangat mengacuhkan dan merendahkan awak media, tak menjawab semua klarifikasi baik melalui telpon juga WhatsApp, sekalipun kedua jaringan tersebut aktif.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah, sebab lahan persawahan kami telah di bangun irigasi permanen, tapi kami sebagai petani seharusnya di beritahu juga pak, jadi jauh-jauh hari mana lahan yang terkena pembangunan tidak kami tanami, seharusnya, dari kedua sisi lening diberi Sengkang tengah pak agar tak roboh, akhirnya, kami tembok sendiri lah pak pakai tanah sawah agar tak roboh, kan sayang duit negara pak kalau sampai roboh”, tutur nya.

“satu lagi yang paling mengkhawatirkan sekali bagi kami, saluran irigasi ini kan sengaja sumbat, di sini karena ada jalan dan di sambung di sisi jalan yang lain, bagaimana, jikalau hujan deras, sementara saluran irigasi berhenti di sawah saya, air dari hulu Kemana kalau tidak meluap ke sawah saya, saya khawatir gagal panen”, tandas pak Sukardi kesal.

“Sudahlah kami tak pernah dapat pupuk subsidi, ada pembangunan leningan yang ujungnya mengkhawatirkan saya, pemborongnya datang ke sawah kami tak pernah mengucapkan salam, tak punya totokromo lah kata orang jawanya”, ujar pak Sukardi kepada awak media.

Salah satu lembaga dari PIN RI (Hamdani Batubara) di kabupaten Batu Bara saat di kompirmasi oleh awak media mengatakan “saya sudah mengecek langsung pekerjaan yang di maksud,banyak kejanggalan-kejanggalan yang di temukan di lapangan.
Pertama, plang proyek yang di pasang di tengah sawah ,di tambah lagi alamat yang tertera di plang proyek tak sama dengan alamat realisasi pekerjaan,
Kedua,ada indikasi kuat penyalahgunaan anggaran, pembuatan plat duiker untuk menyambung jaringan irigasi di ambil dari dana desa. Tentunya masih banyak kejanggalan-kejanggalan lainya. saya sangat berharap APH memeriksa semua pihak yang terkait di proyek 2 miliar ini”, dengan nada kesal Dani

Dengan banyak nya dugaan yang terjadi di pekerjaan tersebut, di harapkan agar dari pihak penegak hukum untuk memperoses permasalahan tersebut, baik itu dari kepolisian baik pun itu dari kejaksaan. (albs70).

Pos terkait