CURHAT PENDIDIKAN KOTA SUBULUSSALAM. Perhatikan gambar Ilustrasi diatas

Aceh, NAK-Lemaga Swadaya masyarakat pendidikan Noorwangsanegara perwakilan Aceh. Sabirin siahan “menyampaikan kepada media Newssantikorupsi.com

sistem dunia pendidikan kita sekarang, dipaksa dan didoktrin harus sesuai dengan kehendak kurikulum baik rela maupun terpaksa. Maka wajar saja Program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan tidak kunjung selsesai. Anak – anak negara lain bersaing menciptakan Hand Phon, anak negeri kita hanya bersaing mencari rupaiah tak perduli dengan cara apapun. perserta didik di indonesia tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan wawasan dan bakat seirama dengan watak bawaan lahirnya,

Bacaan Lainnya

praktik sistem pendidikan ini mereka kenyam sejak mereka mengikuti pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD, Ironis tapi Fakta. Maka jangan heran bila lulusan SARJANA banyak meneteng ijazah mencari lapangan kerja, tukang ojek, buruh kasar,  Merengek dan membebani orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup. karena memeng mereka ditempa dengan sistem pendidikan tanpa peluang. hal ini dapat kita buktikan disaat para perserta didik mengikuti ujian,

maka jawaban yang paling baik diberikan oleh siswa adalah jawaban yang paling mirip dengan apa yang diajarkan atau didoktrinkan oleh sang guru, sedangkan minat, bakat, dan kemampuan lain yang dimiliki sang pereta didik sama sekali tidak terlihat. Terkhusus dikota subulussalam – aceh,

Tambah sabirin,”Drs. Salmaza, MAP ditahun 2017 pernah membacakan kutipan naskah HARDIKNAS ” Dunia pendidikan Iaksana Taman, asyik dan menyenangkan ( Persi Kihadzar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional )”. Naskah itu diberitahukan kepada segenap perserta upacara berasal dari Mendikbud RI Muhadzir Efendi. Tidak tau bagaimana khalayak ramai mendepenisikan arti sebuah taman. Namun pada umumnya setiap kita yang pergi betandang ketaman, pasti melihat banyak corak dan bentuk pohon serta warna bunga, kita bebas melihat seluas mata memandang akan keindaha desiner taman yang tersusun rapi. kita bebas memilih berdiri, duduk, dan bersandar dibawah pohon bunga yang menarik perhatian kita, kita pun bebas melanglang buana melangkahkan kaki ketempat – tempat lain didalam taman kemana arah hati kita membawanya.

coba banyangkan saat kita pergi ketaman lalu kita diperintahkan hanya boleh melihat satu pohon berbunga, berdiri, duduk, dan bersandar hanya pada satu pohon bunga serta hanya boleh melangkahkan kaki kesuatu tempat didalam taman. sudah barang tentu untuk seterusnya kita tidak mungkin tertarik untuk berkunjung ketaman itu terkecuali bila diperintah dan dipaksakan.

Drs. Salmaza, MAP saat itu berkedudukan sebagai Wakil Walikota Subulussalam mendampingi Walikota H. Meurah Sakti, SH. sekarang kedudukan beliau juga sebagai wakil Walikota dengan senior yang berbeda yakni H. Affan Alfian, SE sebagai Walikota Subulussalam. harapan kita mulai detik ini Drs. Salmaza, MAP yang pernah menduduki jabatan kepala dinas pendidikan mampu merubah pola dan arah dunia pendidikan dengan dukungan penuh H. Affan Alfian, SE Walikota Subulussalam yang mengedepankan Hati Nurani dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sabirin juga menyebutkan” Anis Baswedan Gubernur DKI Jakarta mantan Menteri Pendidikan RI memberikan pencerahan kepada kita dengan mengatakan ada komponen utama yang mendasar yang PERTAMA KARAKTER/AKHLAK. Karakter itu ada 2  yaitu karakter KINERJA yaitu pekerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah, dan tuntas. serta karakter MORAL yaitu beriman, bertakwa, jujur, dan rendah hati. KEDUA KOMPETENSI yaitu berfikir Keritis yaitu, Kreatif, Komunikatif, kaloboratif /Bisa kerja sama. KETIGA LITERASI/Keterbukaan wawasan atau Literasi Daya baca dan yang paling utama Literasi Budaya, Literasi Teknologi, Literasi  Keuangan. Tiga komponen literasi itu disebut proyeksi kebutuhan masadepan anak – anak bangsa.  Literasi menanamkan budaya baca dan minat baca telah pernah digagas oleh Jaminuddin Berutu  sebagai ketua Mejelis Pendidikan Daerah atau disebut MPD kota subulussalam dengan fokus projek kepada para guru, program itu didukung oleh Damhuri, SP, MM selaku Sekda Kota Subulussalam, H. Irwan Yasin, SHI sebagai kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam, Ris Lizar Nas, SA.g selaku Ka. Kantor Kementerian Agama Kota subulussalam, kemudian diabadikan dalam MoU nota kerja sama 4 lembaga termasuk didalamnya Kantor Arsip dan Perpustakaan yang di kepalai oleh Saiban Gafar, S.Pd. Apakah itu masih berjalan dan mendapatkan dukungan dari para guru pelaku pendidikan…, perlu dilirik kembali. sedini mungkin, kita jangan lagi bertanya kepada anak – anak didik apa cita – citamu, tapi lihat hobi positifnya lalu tanyakan apa yang akan engkau ciptakan dimasa depan, agar para guru bisa menyesuaikan materi pelajaran dalam membimbing sang anak untuk menuntunya sampai kepada tujuannya mengikuti pendidikan. Rumit memang bila hal tersebut dipraktekkan, tapi itulah hakikinya proses yang harus dilakukan didunia pendidikan.

atas dasar itulah mengapa kami LSM Pendidikan Noorwangsanegara mengapresiasi dan mendukung penuh gagasan MPD, Pengawas Sekolah, dan Disdikbud Kota Subulussalam menyeleksi ulang para guru kontrak. bukan sebatas keaktifan dan gelar menjadi modal dasar menjadi seorang guru, jauh lebih mendasar, guru harus menyadari dirinya sebagai orang tua disekolah selayaknya sebagai orang tua dirumah yang rela mengorbankan waktu, fikiran, tenaga, serta mampu menemukan inovasi – inovasi baru untuk disuguhkan kepada peserta didik, guru harus mampu menguasai pisikologis anak yang dengannya seorang guru menjawab pertanyaan siswa sebelum dia bertanya.

tapi sayangnya program mulia itu kandas dengan isak tangis digedung DPRK Subulussalam.

maka cukup wajar bila pemerintah mendatangkan guru dari luar negeri berstatus kontrak, karena populasi guru berkarakter pembimbing dan penuntun tidaklah banyak. Masih hangat dan menggelitik dalam ingatan kita pernyataan  Sairun, SA.g Kepala Dinas pendidikan Kota Subulussalam di media Online berkata ” SAYA SIAP ANGKAT KAKI DARI DINAS PENDIDIKAN BILA TIDAK MAMPU MEMAJUKAN DUNIA PENDIDIKAN  ” serta merta pernyataan itu disambut baik para pegiat dan pelaku pendidikan dan membangunan mereke mereka yang selama ini lalai dan tertidur.

telah berlalu beberapa kepala dinas yang berada dijabatan yang sama dikantor yang sama ” KEPALA DINAS PENDIDIKAN ” ada karena Nopotisme, ada karena Politik, ada karena Coba – coba, ada karena pangkat, lalu siapakah orangnya dan diposisi mana mereka… menyebut namanya bertentangan dengan kode etik. H. Irwan Yasin, SHI melalui telepon seluler pernah curhat, saat itu bertepatan dengan bulan ramadhan. Beliau berucap ” Adinda, siapa pun yang menjadi kepala dinas di pemko subulussalam, se – JENIUS apapun orangnya akan menjadi BODOH diposisi itu ” saya mengerti apa maksud kalimat itu, begitu pula para ahli bahasa. diwaktu terpisah diruang kerjanya H. Irwan Yasin, SHI  juga pernah bercerita ” Adinda, Wallahi abang tidak pernah menaruh rasa benci apa lagi dendam kepada Jaminuddin Berutu ketua MPD Kota Subulussalam. Abang mengakui, semua kritik dan sarannya itu benar dengan niat tulus ingin memperbaiki dinamika dunia pendidikan yang banyan menuai kotropersi dan bertolak belakang dengan tujuan pendidikan, tapi lihat posisi dan siapa abang adinda…, semoga suatu masa jaminuddin memiliki kesempatan mewujudkan niat muliaya itu “, saat ini H. Irwan Yasin, SHI mantan Kadis pendidikan Kota Subulussalam itu bekerja di Kabupaten Nagan Raya, terima kasih banyak atas kiprah mu pak kadis. sebelum beliau, posisi kepala dinas di jabat oleh Darusmi, SP.d dan jabatanya berakhir karena mengundurkan diri. tetang asbab musababnya, sampai detik ini publik tidak mengetahui. keronologi jabatan pejabat kepala dinas ini sedikit sangaja kami nukilkan karena berkaitan erat dengan realita yang kita saksikan di gedung DPRK Subulussalam beberapa minggu lalu. dan sebelumnya di status media sosial kami juga telah ingatkan ” DUNIA PENDIDIKAN JANGAN DIPOLITISIR “.

berikan Hak Priogratif dan Kebijakan penuh kepada Kepala Dinas Pendidikan dalam menjalakan tugasnya memajukan dunia pendidikan. maka kami yakin dalam hitungan minimal 1 tahun kualitas kinerja para pelaku pendidikan akan setara dengan kabupaten/kota lainnya setidaknya diprovinsi aceh. Bapak Walikota dan Wakil Walikota Subulussalam, bila suatu saat ada waktu luang kami dari Lemaga Swadaya masyarakat pendidikan Noorwangsanegara meminta, sempatkanlah langkah bek kata belusukan dari kampong ke kampong pasti akan terlihat puluhan bahkan ratusan PR yang menjadi perhatian dan sudah selayaknya diprioritaskan pembenahannya demi masa depan cerah anak bangsa.ujarnya.ketua LSM Pendidikan Noorwansanegara .Sabirin Siahaan.

(mh)

Pos terkait