Terkait Ornamen Etnis di Gedung Mapolres Batu Bara,beberapa warga Batu Bara etnis Batak,meminta menyikapi dengan kepala dingin

Batubara, NAK-Pemasangan ornamen pada bangunan Mapolres Batu Bara yang dinilai menonjolkan corak ‘gorga’ (ornamen) Batak menuai protes masyarakat.

Ketua Pimpinan Daerah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PD MABMI) Kab Batubara H Zainal Alwi, SPd lewat suratnya tertanggal 27 Agustus 2019 ditujukan kepada Kapolda Sumatera Utara, yang diterima wartawan meminta pembangunan Mapolres Batubara lebih menonjolkan ornamen Melayu, atau ‘polos’ saja sebagaimana gedung/kantor Polri lainnya.

Bacaan Lainnya

Menyikapi hal itu beberapa warga Batu Bara etnis Batak, Senin (02/09) meminta semua pihak menyikapi dengan kepala dingin.

“Kita menyadari ada ‘ketersinggungan’ etnis Melayu melihat ornamen Batak terpasang di tiang dan dinding depan bangunan Mapolres Batu Bara yang sedang dikerjakan namun diminta agar sikap tersebut tidak sampai menimbulkan konflik etnis di Batu Bara yang damai ini”, sebut M Arsyad Nainggolan.

Dikatakan Nainggolan, sebagai orang Batak dirinya bangga dengan pelestarian adat budaya Batak seperti gorga (ornamen) khas Batak. Hanya saja diingatkan Nainggolan upaya tersebut jangan sampai menimbulkan ketersinggungan etnis lain.

Ditambahkan Sawaluddin S Pane yang juga Ketua Mantab Batu Bara, meski niat Kapolres Batu Bara tulus untuk melestarikan budaya leluhur namun perlu diingat ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’.

Karena Batu Bara merupakan tanah Melayu, Pane mengusulkan sebaiknya pihak Polres Batu Bara berembuk dengan pemangku budaya Melayu Batu Bara dalam hal ini MABMI.

” Pasti ada solusi brilian yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut apabila dilakukan”, ujar Pane.

Mengutip pernyataan PD MABMI Kab Batubara H Zainal Alwi, SPd yang menyatakan bukannya tidak menghargai nilai ‘ke Bhineka Tunggal Ika-an” yang merupakan perisai lambang negara atau tidak menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan NKRI. Namun yang dikhawatirkannya adalah timbulnya hal-hal tidak dingini dikemudian hari.

Pane mengharapkan agar lebih diutamakan mempertahankan kondusifitas Kamtibmas yang telah terbina cukup baik di kabupaten yang dihuni multi etnis tersebut.

Warga etnis Batak lainnya, Ebson A. Pasaribu menyatakan dukungan sepenuhnya mempertahankan kondusifitas di Kabupaten Batu Bara. Pasaribu berharap ‘polemik’ pemasangan ornamen Batak di bangunan Mapolres Batu Bara tidak sampai berkepanjangan.

Pasaribu setuju apabila masing-masing pihak menahan diri melontarkan argumen masing masing yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.

“Mari kita duduk bersama. Kita bicarakan dengan kepala dingin”, tutup Pasaribu.

Informasi dihimpun menyebutkan, pembangunan kantor Mapolres Batubara dua tingkat ini menelan biaya sekitar Rp 6,5 miliyar. Kantor itu juga disebut-sebut kantor Mapolres ‘termegah’ se Sumatera Utara.

(NAK)

Reporter/Editor ; Rahmat Hidayat

Pos terkait