dr.Eva Marlina Purba ; Pentingnya Mengetahui Gejala Penyakit Tuberkulosis Pada Anak

GUNUNGSITOLI/NEWSSANTIKORUPSI-TBC merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering terjadi pada anak. Anak sangat rentan terinfeksi TBC terutama yang kontak erat dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dan anak juga lebih beresiko untuk menderita TBC berat seperti TB milier (TB diseminata) dimasa depan. Sabtu 30/03/2024

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit TB ini merupakan penyakit yang dijumpai Pada segala usia termasuk anak. Organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, Otak, kelenjar getah bening, Dan jantung.

Bacaan Lainnya

Penyakit TB pada anak merupakan salah satu penyakit yang penting untuk dikaji dikarenakan 40%-50% dari seluruh populasi di negara berkembang tergolong anak dengan 500 ribu kasus TB anak per tahun. Penyakit Tuberkulosis, (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua terbesar di dunia setelah India, Yakni dengan jumlah kasus 969 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Berdasarkan data WHO pada tahun 2020, diperkirakan 10 juta orang menderita TB diseluruh dunia. 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-anak. Berdasarkan data dari Kemenkes tahun 2022, estimasi kasus TB di Indonesia sebanyak 1.060.000 kasus, dan TB pada anak sebanyak 110.881 kasus. Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara menempati urutan ke -4 dengan beban kasus TBC tertinggi se-Indonesia setelah jawa Barat jawa Timur dan Jawa Tengah dengan beban kasus sebanyak 83.949.

Secara umum, gejala TBC dapat tampak secara fisik seorang, seperti :

1. Batuk 2 Minggu (namun pada anak kadang tidak khas)

2. Demam (Suhu umumnya tidak terlalu tinggi)

3. Berat badan anak dengan gejala TBC paru turun atau tidak dalam 2 bulan terakhir.

4. Badan lemes/lesu sehingga tidak aktif bermain

5. Munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak dan selangkangan.

Bagaimana mencegah terjadinya TB pada Anak ?

Anak sangat beresiko terkena TB terutama apabila terdapat kontak pasien TB menular (pasien dewasa atau anak TB terkonfirmasi bakterilogis/BTA positif). Maka, dengan mengobati setiap pasien TB terkonfirmasi bakterilogis/BTA positif secara benar, Berarti juga mengurangi resiko terjadinya TB pada Anak.

Menjaga sistem imunitas pada anak karena sangat mempengaruhi terjadinya infeksi atau sakit TB pada anak.

Vaksinasi BCG tidak dapat mencegah terjadinya penyakit TB pada anak, tetapi dapat mencegah timbulnya penyakit TB berat pada anak seperti TB selaput otak/meningitis, TB tulang atau TB millier.

Anak yang kontak dengan pasien TB memiliki risiko untuk terinfeksi TB dan menjadi TB laten. TB laten pada anak, bila tidak diberi pengobatan pencegahan TB, memiliki risiko lebih besar menjadi sakit TB dimasa mendatang, sehingga jika anak memiliki gejala TBC, segera konsultasi kedokter difaskes terdekat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad S.D Wijaya dkk menyimpulkan bahwa faktor resiko yang paling dominan menyebabkan penyakit TB pada anak ialah riwayat kontak pada pasien TB, Sehingga mari Kita mulai melihat TB pada anak adalah bagian dari penyakit keluarga karena :

Anak terinfeksi TB dari orang tua atau keluarga yang tinggal serumah, setiap kasus TB dewasa terutama terkonfirmasi bakterilogis/BTA positif harus dilakukan pemeriksaan kontak serumah, Terutama anak dibawah 5 Tahun dengan kegiatan investigasi kontak.

Anak yang sakit TB harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat dan diterapi Obat anti TB (OAT) sedang anak tanpa sakit TB, baik terinfeksi maupun sehat yang kontak serumah dengan pasien TB terkonfirmasi bakterilogis/BTA positif harus diberikan pengobatan pencegahan Tuberkulosis (PP TB)

Penulis : dr.Eva Marlina Purba

Pos terkait