Usai Santap Makan Siang, Pelajar SMP dan SMA Penghuni Asrama Putri GKPS Dilarikan Ke Rumah Sakit, Ini Penyebabnya

SImalugun, NAK-Setelah menyantap makan siang, puluhan pelajar penghuni Asrama Putri GKPS, di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, keracunan makanan, Senin (16/9). Para pelajar SMP dan SMA dari sejumlah sekolah di Simalungun itu dilarikan ke rumah sakit.
Setelah mendapat perawatan, 34 pelajar harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Rondahaim Saragih. Sedangkan 19 lainnya diizinkan rawat jalan.

Meri Cristina Aritonang, salah seorang korban mengaku, setelah makan siang dengan lauk ikan tongkol yang disediakan pihak asrama, ia dan puluhan temannya muntah-muntah. Sebenarnya, kata dia, saat masih menikmati makanan, ia dan teman-temannya mencium aroma ikan yang tak seperti biasa, yakni seperti bau busuk. Hanya saja, mereka memilih diam.

Bacaan Lainnya

“Kami nggak protes karena ibu asrama itu baik. Karena sesuai peraturan asrama makanan harus habis, ya kami habiskan,” katanya saat ditemui di RS Rondahaim Saragih.Setelah makan siang selesai, tiba-tiba dua penghuni asrama mengeluh wajah mereka terasa panas. Tak lama, wajah keduanya memerah.

Menjelang malam, puluhan penghuni asrama lainnya meraswkan hal yang sama. Bahkan ada yang muntah-muntah hingga jatuh pingsan.

“Kami segera membawa mereka ke rumah sakit di Simalungun ini. Ada empat orang dibawa langsung ke Kota Siantar,” kata Ibu Asrama, Mida Romauli Sitorus.

Mida menjelaskan, ikan tongkol yang disajikan sebagai menu makan siang dibeli Sabtu (16/9). Setelah dibeli, ikan itu disimpan di dalam lemari es di asrama. Hanya saja, pasca pemadaman arus listrik hingga dua jam, pas lemari es dibuka, ikan di dalamnya mengeluarkan uap tak sedap.

Adanya kasus keracunan tersebut mengakibatNAK.)kan kepala dapur Asrama Putri GKPS, Fitri Saragih harus berurusan dengan polisi.

Direktur RS Rondahaim Saragih, dr Elisabet Saragih menerangkan, pihaknya menerima 53 pasien keracunan makanan. Para pasien dirawat di dalam satu ruangan.

“Pasien langsung diberikan obat dan diinfus. Penanganan langsung dilakukan dokter spesialis anak,” katanya.

Reporter ; Dodi
Editor ; Rahmat Hidayat.

Pos terkait