Kadiskes Batubara Dituding Keterlaluan, Bupati Diminta Bersikap Tegas

Batu Bara, NAK-Lelah dengan persoalan gaji yang hingga kini belum juga dibayar, tenaga para medis RSUD Batubara kesal dan menuding Kadis Kesehatan Batubara keterlaluan.

“Kok tega kalilah, kami seolah-olah dipermainkan. Keterlaluan, masak gaji kami berbulan-bulan belum juga dibayar. Kalau bagi Kadis uang Rp 1 juta sebulan mungkin tidak ada nilainya, tapi bagi kami itu sangat berharga”, ungkap salah seorang pegawai honorer RSUD Batubara yang meminta namanya disimpan, kepada wartawan, Minggu (15/09).

Bacaan Lainnya

Mengingat masalah gaji sudah lama berlarut Honorer inipun meminta Kadiskes menggunakan hati nurani. Sebab kata dia gaji dimaksud sangat mereka harapkan.

“Pakai hati nuranilah, coba kalu gaji dia (Kadiskes) tidak dibayar berbulan-bulan. Apa dia nggak kesal. Mungkin saja dia mengamuk tidak keruan”, ujar honorer itu meluapkan kekesalannya.

Terkait gonjang ganjing persoalan gaji 18 tenaga para medis yang viral diberitakan berbagai media, Honorer ini juga memprediksi kalau masalah tersebut sudah sampai ke telinga Bupati Batubara.

Namun diherankannya hingga kini belum terdengar sikap tegas dari Bupati. “Pak Bupati tolong sikap tegasnya, jangan tuli pak, jangan abaikan keluhan rakyat, soal gaji menyangkut hak hidup kami”, seru honorer itu.

Berdasarkan penelusuran wartawan diperoleh informasi bahwa tahun anggaran 2019 alokasi honor TKS di RSUD Batubara tersedia untuk 204 orang. Namun anehnya anggaran yang boleh dibayarkan hanya untuk 177 orang saja. Sehingga dengan demikian masih tersisa anggaran untuk pembayaran honor 27 orang lagi.

Tersendatnya pembayaran gaji dibawah kendali Dinkes Batubara ini telah ramai ditanggapi oleh berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya adalah aktifis muda Nahdatul Ulama (NU)  Batubara Jasmi Assayuti, SH, MH.

Dalam hal itu Jasmi menilai ada keanehan dengan sikap Kadis yang diduga menyembunyikan sesuatu dari persoalan tersebut.

Menurut aktivis yang dikenal kerap menjadi orator diberbagai aksi unjuk rasa ini menegaskan kalau masalah tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut. Sebab menurut dia soal gaji berhubungan dengan perut (kebutuhan hidup).

Jasmi menyatakan siap mendampingi ke 18 tenaga paramedis tersebut untuk memperjuangkan hak mereka.

“Kita siap mendampingi mereka menemui Bupati Batubara guna mempertanyakan kejelasan gaji yang tersendat, atau bila perlu NU siap berunjukrasa bersama para honorer”, tegas Jasmi.

Informasi beredar, 18 para medis di RSUD menerima dua SK dalam setahun. SK pertama diterbitkan pertanggal 04 Januari 2019 berlaku selama satu tahun anggaran dan kedua diterbitkan pertanggal 17 Juni 2019 berlaku selama 7 bulan anggaran.

Diberitakan sebelumnya, Kadis Kesehatan Kab Batubara dr Dewi Chailaty, M, Kes menyebutkan gaji ke 18 tenaga para medis di RSUD hanya dapat dibayar terhitung Juni 2019.

“Pembayaran gaji terhitung Januari 2019 tidak dapat direalisasikan karena bisa menjadi temuan. Namun bila terhitung Juni 2019 maka akan disegerakan”, ujar Dewi.

Meski begitu hingga Minggu (15/09) siang ke 18 tenaga paramedis RSUD Batubara tersebut belum juga menerima honor yang menjadi haknya.

(NAK.)

Reporter/Editor ;Rahmat Hidayat.

Pos terkait