Fashion Putri Pariwisata Di HUT Kabupaten Nias Barat Sumatera utara Ke-10 Menuai Kritikan Berbagai Pihak.

Nias Barat, NAK-Kegiatan Antraksi Kebolehan dan Peragakan serta Lomba sering mewarnai acara kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintahan, Toko Agama, Toko Adat dan Masyarakat nias barat Guna untuk menghibur, untuk mendapatkan Pengakuan bahkan memperkenalkan atau mempromosikan Sumber Daya yang dimiliki nias barat kepada Pengunjung baik dalam daerah kepulauan nias maupun luar nias

Namun tujuan kegiatan dimaksud dinilai kurang untuk Antraksi atau Peragakan yang dibawakan oleh para Putri Pariwisata Kabupaten Nias Barat Tahun 2019, di Hari Ulang Tahun (HUT) Pembentukan Kabupaten Nias Barat Ke- 10, yang dilaksanakan di halaman kantor Bupati Nias Barat sumatera utara Senin, 27 Mei 2019.

Bacaan Lainnya

Sejumlah Netizen di Media Sosial, juga yang hadir saat itu mengutarakan berbagai Opini atas Fashion yang dikenakan para Putri Kebanggaan tersebut, kalangan menilai tidak mencerminkan Adat Istiadat dan Budaya masyarakat Kepulauan Nias khususnya nias barat

“ Ini bukan Seni lagi yang di tampilkan akan tetapi Aura para Glgadis – gadis. Dan ini bukan ajang ” Miss – Universe serta bukan termasuk Adat Nias Barat lagi. Tetapi penari, sebetulnya sangat sidak layak ditampilkan di Even Resmi Sekelas HUT Nias Barat yang ke-10 “.

Ada juga yang mengutarakan kritik dan sarannya bagi pihak yang mengambil kebijakan, seperti kalangan orang tanpa pengetahuan tentang sejarah masa lalu. Asal usul dari budaya mereka, seperti Pohon Tanpa Akar. ” Oya Zitebai Ba Nono Niha “, lestarikan Budaya Nias Saudaraku, jangan mengikuti Budaya Barat.

Para Netizen memandang Budaya Nias sudah semakin menghilang seketika dimana diketahui bahwa gaya, atau pakaian yang tidak layak untuk di majukan.
Adapun keritikan yang keluar ditengah masyarakat, diantaranya yaitu :
Kembalikan Kehormatan Adat Nias Barat.
Lestarikan Adat dan Budaya yang sudah di Wariskan Nenek Moyang kita.
Memajukan Daerah Secara Terhormat.
Selain dari itu, ada juga warga yang merasa prihatin kepada para Putri Pariwisata yang dirasa hanya mengikuti Juknis atau Desainer dari Panitia, “mereka (Putri Pariwisata) itu remaja  mungkin masih belum mampu mengkaji sejauh yang dipikirkan “.

Tentu apa Juknis yang disampaikan, itulah yang mereka ikuti, kiranya Publik tidak jauh menilai secara negatif tetapi memaknainya secara lositif. Kemudian, keadaan ini  biarlah menjadi satu lembelajaran yang sangat Berharga untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat kedepan. “Ujarnya.

(Sabar halawa).

Pos terkait