Pupuk Gratis Untuk Petani Tapi Keluhkan Harga Melambung Tinggi Masyarakat Nias barat Sumut teriak

Nias barat, NAK – Kabupaten Nias Barat Sumatera Utara. Sejumlah Petani yang juga tergolong keluarga kurang mampu/miskin di Kabupaten Nias Barat, keluhkan harga Lupuk Urea semakin melambung tinggi harganya dan merasa tercekik, karena tidak mampu membeli pupuk tersebut untuk budidaya pertanian.

Disebutkan, harga pupuk Urea itu dipasaran melalui Kelompok Tani, berat 50 Kg sebesar Rp. 140.000,- sampai Rp. 145.000. Dieceran perkilo mencapai Rp 4.000,- sampai Rp. 5.000,-/Kg, pdahal sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) hanya Rp. 90.000,-/Karung.

Bacaan Lainnya

Atas hal itu Petani menuturkan kepada awak media berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat. Supaya berperan aktif mengontrol dan mengawasi harga Pupuk Urea tersebut, demi kelangsungan hidup petani dan perekonomian masyarakat nias barat tersebut bisa sejahtera.

YD (58 Tahun), salah seorang Petani dan tergolong keluarga kurang mampu/miskin yang meminta, nama Kelompok Tani nya untuk tidak disebut menyampaikan, harga Pupuk Urea yang mereka beli di Kelompok Tani untuk kalangan dirinya sangat tinggi mungkin bagi kalangan lain tidak mengeluh malah dianggap kecil

Di lanjutkan penuturan Sebenarnya, kami kaum Petani ini sungguh berkecil hati dengan harga Pupuk yang semakin melambung tinggi itu. Padahalnya pemerintah daerah nias barat disebut – sebut ada pupuk bersubsidi atau gratis tetapi harganya dilapangan, 1 (satu) karung 50 Kg sebesar Rp 145.000,-, apalagi kalau beli eceran 1 (Satu) Kg mencapai Rp. 4.000,- sampai Rp. 5.000,-.

Lanjutnya, “harga itu bagi kami kaum Petani yang kurang mampu sangat tinggi dan tidak terjangkau. Barangkali bagi orang berkeadaan, itu kecil. ”Ungkapnya kepada Wartawan Media ini berapa hari yang lalu.

Menurutnya sebagai Petani penyadap karet dan penggarap sawah, salah satu penyebab perekonomian kaumnya itu kurang baik karena harga jual dan beli tidak seimbang.

“Jujur saja, kami (Petani) sekarang sudah mulai putus asa banyak pekerjaan yang sudah kami geluti sebagai penyadap karet, penggarap sawah sambil berkebun namun sangat – sangat kekurangan untuk memenuhi kebutuhan untuk sehari-hari

Dipertegasnya sambil menguraikan, dengan harga jual karet perkilo hanya Rp. 6.500,- kalau kami dapat getah 20 kilo perminggu, itu kalau cuaca bersahabat. Hitung – hitung jumlah pendapatannya dalam 1 minggu itu berapa?,baru 130 ribu rupia jadi kebutuhan hari – hari ditambah keperluan sekolah anak – anak,suudah jelas tidak tutupi artinya kami masyarakat petani di nias barat ini,mati segan,Hidup tambah susah,kemudian kalau juga kami dalami masyarakat petani harga pupuk di nias barat ini,artinya pemerintah daerah mengatakan pupuk gratis bagi petani yang tidak mau gunakan pupuk tetapi bagi petani yang sangat butuh pupuk di perkebunanya baik perkebunan karet mau sawah di bayar baru bisa memiliki pupuk tidak gratis .

“Ya bagaimana kami (Petani) bisa membeli Pupuk semahal dan sebanyak itu yang dibutuhkan di budidaya pertanian, kita tahu bahwa bercocok tanam tanpa pemupukan kadang hasilnya kurang memuaskan, apalah daya….. !

“namun petani teriak kepada bupati Minta Perhatian untuk memperhatikan petani di nias barat ini supaya pupuk gratis tersebut benar-benar gratis jangan pupuk gratis petani namun petani berteriak mengatakan harga pupuk melambung tinggi pak bupati bagaimana visi misi pak bupati ini?

Ia berharap kiranya Pemerintah Daerah Nias Barat berperan aktif, menstabilkan harga jual dan beli pupuk tersebut.

“sehinggaPetani bisa berharap kepada pihak Pemerintah, agar mengontrol dan mengawasi harga pupuk tersebut demi kelangsungan hidup petani sehat dan perekonomian masyarakat. ”Ungkapnya.

Ditempat berbeda, Petani berinisial HH (52 Tahun), juga menyampaikan harapanya kepada Pemerintah Daerah Nias Barat supaya pro rakyat.

“Bukan kami menangih i yang di dengung – dengungkan kala itu oleh Kepala Daerah, seperti yang tertuang dalam visi misi Pemerintah Kabupaten Nias Barat.

Tapi hanya satu harapan berlakukan adil dan pro rakyat, saat ini kami masyarakat bawah terbentur dengan pengadaan pupuk karena tidak mampu membeli. ”Ungkapnya dengan raut muka dan nada mengeluh.

(sabar)

Pos terkait