Pesawat jakarta ke tanjung pinang, gagal Landing

Tanjungpinang, NAK – Di tengah hangatnya insiden maut pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh saat terbang dari Jakarta ke Pangkalpinang, Senin (29/10/2018) lalu, di Tanjungpinang ada pesawat tergelincir, pada Rabu (31/10/2018) pagi.

Pesawat Gurindam Air dengan nomor penerbangan B 737-800 rute Jakarta-Tanjungpinang mengalami kendala saat hendak mendarat.
kecepatan dan arah angin berubah.

Bacaan Lainnya

Pesawat yang mengangkut 76 penumpang, termasuk awak kabin tersebut pun mendarat tidak dalam kondisi normal.

Akibat gagal mendarat, pilot lalu berinisiatif menerbangkannya kembali.
lalu apa yang terjadi, pesawatnya bukan malah naik ke udara, melainkan malah terhempas ke landasan hingga tergilincir.

Mesin sebelah kanan terlepas hingga membakar badan pesawat lalu terjadi ledakan.

Petugas ATC segera berkoordinasi dengan petugas ARFF untuk melakukan penanganan keadaan darurat. Para personel langsung berupaya memadamkan api dari pesawat nahas tersebut.

Petugas lain berusaha menyelamatkan para korban dari dalam pesawat.
Dalam insiden itu, ada 4 orang meninggal, 10 orang luka berat, 6 orang luka ringan, dan 56 orang korban selamar.

Seluruh korban selanjutnya ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Rangkaian kegiatan ini hanyalah sebuah simulasi yang melibatkan 23 personel ARRF. Mereka dibagi menjadi 2 regu yakni pemadam dan evakuasi.

“Kegiatan simulasi berfungsi untuk menguji, melatih, sekaligus memantapkan kemampuan personel sesuai dengan bidang tugas dalam rangka Penanggulangan Keadaan Darurat Penerbangan,”
ungkap Endro Hadi Saputra Asisten Manager Off ARFF PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional RHF Tanjungpinang.

Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat Penerbangan
Menurut Endro, kegiatan simulasi ini bertujuan untuk menguji fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antarunit dan instansi disekitar bandara sesuai dengan Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan Document) dan Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Program Document).
Semua elemen mulai dari Lanud RHF, Lanudal, Wing Udara II, KKP Kelas II, Polsek Bandara, maskapai penerbangan, BMKG, dan Airnav terlibat dalam simulasi ini.

“Latihan ini merupakan salah satu bentuk antisipasi untuk membuat Angkasa Pura II selalu dalam keadaan siap untuk menghadapi kondisi darurat, baik secara sumber daya manusia maupun fasilitas,” tegas Endro
(**)

Pos terkait